Murka Sekali saya mengutuk Dosen Itu, yaa ini cerita mengenai dosen di kampusku yang idealisme nya ketinggian, sehingga tidak ada yang dapat menggapainya, mahasiswa, bahkan dosen lainnya susah untuk mencapai idealisme nya, yoo siap Bissmilah....
Sungguh sebuah kesalahan. Kata-kata itu berkutat dipikiranku saat
ini. Membuatku gelisah, kesal, marah kepada hasil perjuanganku kemarin malam.
Bagaimana mungkin malam dijadikan bukan untuk mengistirahatkan tubuh?
Semalalman kami tidak beristirahat. Semalaman kami mengerjakan tugas yang kau
berikan. Semalaman kami kebingungan mencari hal-hal yang benar untuk tugas kau.
Itu sangat mengesalkan. Bagaimana kami dapat mengerjakan jika kami tidak
memahami apapun tentang tugas ini. Disaat kami sedang mengerjakan tugas yang
kau berikan, mungkin kau sedang bersenang-senang dengan kehidupanmu. Semudahnya
kau memberikan tugas tanpa penjelasan sebelumnya! Dasar si “so” kami sangat
membenci kau.
Berkali-kali hatiku mengutuk kehidupan kau. Semoga kehidupan kau
menyedihkan! Setelah beberapa detik penuh penghinaan menjelekan aku. Yang
kuingat adalah sebuah tatapan penuh dendam, sebuah nada suara yang marah itu
menyerangku saat aku dengan pasrah tidak dapat memberikan jawaban yang
sebelumnya kau tanyakan dengan nada menjatuhkan. Pertanyaan yang menyudutkan!
Disaat tugas tersebut memang jelas tidak ada penjelasannya dari kau. Bagaimana
aku bisa menjawab?
Saran dari ku untuk kau “nying”, bahwa kami tidak mungkin memahami
jika sebelumnya kau tidak menjelaskan. Rajin-rajinlah menjelaskan kepada kami.
Kami tidak bisa karena kau gagal dalam menjelsakan. Memanga aneh disaat
pekerjaan kau adalah menjelaskan tetapi “nol besar”, kau seorang penjelas yang
buruk, sangat buruk. Jangan Tanya dengan “respect”, karena kau tak pantas untuk
kami “respect”.
Memang kau ini sangat menyedihkan. Jangan salahkanku jika cap
tersebut telahku berikan pada kau. Tetapi aku sadar, hidup harus tetap
berjalan. Masih ada kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Kesalahan kau telah
aku ikhlaskan untuk sementara. Sekarang tinggal kesalahan aku yang harus
diperbaiki. SAYA BERJANI KESALAHAN AKAN DIPERBAIKI. Janiji, itu adalah janji
untuk menjadi lebih baik. Sebuah ujian yang akan aku atasi dan selesaikan.
Tetapi dengan adanya ini aku sadar bahwa hidupku selama ini hanya
ada di dalam “zona aman”. Tidak ada dorongan untuk keluar dari zona tersebut
sebelumnya. Aku terlalu takut keluar dari zona itu, zona yang membuat kita aman
dibelakang orang lain. Berpegangan pada orang lain, sembunyi dibalik orang
lain, percaya pada kekuatan orang lain. Itulah zona aman. Zona yang selama ini
aku tinggali. Masalah ini memang menyadarkan aku bahwa tidak benar selalu
dizona aman. Keluar lah hati yang memberontak KELUAR, Percayalah Semuanya Dapat
Diatasi Ketika Aku Berusaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar