Saya kali ini akan Share sebuah cerita yang saya karang sendiri, cerita ini berkisah tentang keingin tahuan anak kecil dan kepolosan anak kecil yang sesekali membuat orang dewasa seperti kita takjub. mari kita mulai..... Bissmilah.....
Suatu ketika, Disebuah rumah yang sederhana terjadi suatu percakapan
antara seorang ibu dan anak. Sebutlah nama anak ini kia. Kia masih berumur 5
tahun. Duduk di kelas 1 sekolah dasar. Wajah nya ceria seperti anak-anak sebayanya,
rambutnya panjang sedikit dibawah bahu, pipinya chabi sangat menggemaskan, giginya ompong dibagian depan, saat tertawa sangat
lucu. Ditambah lagi geraknya yang lincah dan gesit membuat siapapun ingin
menangkap dan menggendongnya
Pada malam
itu, kia sedang makan malam bersama dengan ibunya. setelah makan malam, tiba
tiba jia nyeletuk bertanya pada ibu nya.
“bu dosa itu seperti apa?” Tanya kia kepada ibunya.
“eh?” Ibunya
agak kaget ketika kia bertanya, bingung kenapa tiba tiba kia bertanya tentang
dosa. Sesaat kemudian ibunya sedikit berpikir, mencari jawaban terbaik agar
dapat dipahami oleh anaknya.
“ Oh… dosa itu melanggar aturan Allah kia.
Seperti Kalau kia bandel bisa saja kia dosa” ibunya menjawab sambil tersenyum
bergurau.
“apakah kia bisa terbebas dari dosa selama
hidup kia bu?” Tanya kia ingin tahu
Ibunya
tersenyum sambil berpikir memberi jawaban terbaik bagi anak kesayangannya.
“anakku,
ibu kira tidak bisa, tidak ada satupun manusia yang sempurna, selalu ada saja
kesalahan yang dilakuakan manusia termasuk ibu dan ayah ataupun kia juga, tapi
jangan khawatir, ibu akan selalu membimbing kia ke jalan terbaik yang diridhoi
Allah”
Jawaban
itu cepat ditangkap kia, kemudian bertanya balik kepada ibunya “Apakah kia bisa
tidak melakukan dosa selama satu tahun bu?”
“tidak
bisa kia, waktu satu tahun terlalu lama, dosa itu sangat dekat dengan kita kia”
ibunya menjelaskan pendek.
“kalau
satu bulan, apakah bisa bu?” kia bertanya dengan penasaran.
Kemudian
ibunya menjawab, sambil mengaitkan rambut kia ke telinganya “sulit anakku yang
lucu, satu bulan adalah waktu yang lama untuk manusia tidak melakukan dosa”
ibunya menjelaskan dengan lembut.
Waktu menunjukan jam setengah delapan malam,
“waktunya
untuk tidur kia, ayo mari ibu bacakan dongeng si kancil dan si harimau” kia nyengir lebih tertrik mendengarkan dongeng
yang akan dibacakan oleh ibu nya. Kemudian bergegas mengikuti ibunya masuk ke
kamar. Ibunya menggendong menaikan kia ke atas kasur, membenarkan letak
bantalnya, kemudian memakaikan selimut bergambar hello kity kesukaan kia. Lantas membacakan dongeng, dengan semangat
kia mendengarkan dongen itu.
Tidak
terasa mata kia mulai berat, sediki demi sedikit matanya tertutup, sampai akhirnya
ibunya berhenti membacakan dongeng, menatap wajah putrinya yang manis sebentar,
kemudian mencium kening kia yang sudah terlelap, lantas bergegas menjauhi kia,
memencet saklar lampu.
Adzan
shubuh ibunya sudah bangun, bergegas menuju kamar kia untuk membangunkannya.
Tetapi saat akan membuka pintu kamar putrinya, kia sudah lebih dulu membuka
pintu kamar itu, kemudian tersenyum kepada ibunya, kemudia menyapa “Hai Ibu,
satu minggu bagaimana bu apakah kia bisa tebebas dari dosa?” kia kembali
bertanya pertanyaan yang sama kemarin malam di meja makan, yang membuat ibunya
kembali terkejut. “Eh?”
“bagaimana
bu, apakah bisa?” kia kembali bertanya.
“memangnya
kenapa kia menanyakan hal itu terus?” ibunya kembali bertanya.
“kia
takut dosa bu, kata pak ustad kemarin dimesjid sekolah kalau setiap dosa akan
balasannya.” Kia menjelaskan lugu.
Ibunya
menatap putrinya kemudian mengatur nafas dan menjawab “mungkin masih tidak bisa
kia. Sulit sekali.” Jawab ibunya pendek.
“Satu
hari bu?” kia bertanya penasaran
“memang
lebih sebentar, tapi ibu kira masih belum bisa”. Ibunya kembali menjawab sambil memangkua anaknya ke musola di rumah itu.
Tetapi
kia masih pensaran, dalam pangkuan ibunya, kia kembali bertanya “kalau satu jam
bu?” kia bertanya kembali penuh rasa penasaran.
Ibunya
berpikir sejenak, kemudian menurunkan anaknya di musola, menatap kia kemudian
menjawab “kalau satu jam mungkin saja bisa anakku”
Jawaban
ibunya itu membuat kia senang, dengan gemasnya kia tersenyum lebar kepada
ibunya.
“ada apa
nak, kenapa kia tersenyum kepada ibu?” ibunya bertanya bingung.
“kia
senang bu, karena kia bisa terbebas dari dosa selama satu jam. Kia akan berbuat
baik dari setiap jam ke jam nya, tanpa ada rasa khawatir berlebihan, tanpa ada
pikiran yang buruk kepada setiap orang, kia akan selalu membuang jauh-jauh hal
yang dapat menybabkan dosa. Sehingga kebaikan itu akan berlanjut selama satu
hari, minggu, bulan, tahun atau mungkin selama hidup kia bu” kia berbicara
dengan penuh antusias dan semangat kepada ibunya
Kemudian
ibunya memeluk kia erat, bangga dengan anaknya karena dia pun belum pernah
berpikiran hal seperti itu, tetapi kia anaknya yang lucu dan polos itu
meberikan pelajaran shubuh itu kepadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar