Minggu, 26 Juli 2015

Satu Jam Berikutnya

Saya kali ini akan Share sebuah cerita yang saya karang sendiri, cerita ini berkisah tentang keingin tahuan anak kecil dan kepolosan anak kecil yang sesekali membuat orang dewasa seperti kita takjub. mari kita mulai..... Bissmilah.....
Suatu ketika, Disebuah rumah yang sederhana terjadi suatu percakapan antara seorang ibu dan anak. Sebutlah nama anak ini kia. Kia masih berumur 5 tahun. Duduk di kelas 1 sekolah dasar. Wajah nya ceria seperti anak-anak sebayanya, rambutnya panjang sedikit dibawah bahu, pipinya chabi sangat menggemaskan, giginya  ompong dibagian depan, saat tertawa sangat lucu. Ditambah lagi geraknya yang lincah dan gesit membuat siapapun ingin menangkap dan menggendongnya
Pada malam itu, kia sedang makan malam bersama dengan ibunya. setelah makan malam, tiba tiba jia nyeletuk bertanya pada ibu nya.

“bu dosa itu seperti apa?” Tanya kia kepada ibunya.
“eh?” Ibunya agak kaget ketika kia bertanya, bingung kenapa tiba tiba kia bertanya tentang dosa. Sesaat kemudian ibunya sedikit berpikir, mencari jawaban terbaik agar dapat dipahami  oleh anaknya.
 “ Oh… dosa itu melanggar aturan Allah kia. Seperti Kalau kia bandel bisa saja kia dosa” ibunya menjawab sambil tersenyum bergurau.
 “apakah kia bisa terbebas dari dosa selama hidup kia bu?”  Tanya kia ingin tahu
Ibunya tersenyum sambil berpikir memberi jawaban terbaik bagi anak kesayangannya.
“anakku, ibu kira tidak bisa, tidak ada satupun manusia yang sempurna, selalu ada saja kesalahan yang dilakuakan manusia termasuk ibu dan ayah ataupun kia juga, tapi jangan khawatir, ibu akan selalu membimbing kia ke jalan terbaik yang diridhoi Allah”
Jawaban itu cepat ditangkap kia, kemudian bertanya balik kepada ibunya “Apakah kia bisa tidak melakukan dosa selama satu tahun bu?”
“tidak bisa kia, waktu satu tahun terlalu lama, dosa itu sangat dekat dengan kita kia” ibunya menjelaskan pendek.
“kalau satu bulan, apakah bisa bu?” kia bertanya dengan penasaran.
Kemudian ibunya menjawab, sambil mengaitkan rambut kia ke telinganya “sulit anakku yang lucu, satu bulan adalah waktu yang lama untuk manusia tidak melakukan dosa” ibunya menjelaskan dengan lembut.
 Waktu menunjukan jam setengah delapan malam,
“waktunya untuk tidur kia, ayo mari ibu bacakan dongeng si kancil dan si harimau”  kia nyengir lebih tertrik mendengarkan dongeng yang akan dibacakan oleh ibu nya. Kemudian bergegas mengikuti ibunya masuk ke kamar. Ibunya menggendong menaikan kia ke atas kasur, membenarkan letak bantalnya, kemudian memakaikan selimut bergambar hello kity kesukaan kia. Lantas membacakan dongeng, dengan semangat kia mendengarkan dongen itu.
Tidak terasa mata kia mulai berat, sediki demi sedikit matanya tertutup, sampai akhirnya ibunya berhenti membacakan dongeng, menatap wajah putrinya yang manis sebentar, kemudian mencium kening kia yang sudah terlelap, lantas bergegas menjauhi kia, memencet saklar lampu.
Adzan shubuh ibunya sudah bangun, bergegas menuju kamar kia untuk membangunkannya. Tetapi saat akan membuka pintu kamar putrinya, kia sudah lebih dulu membuka pintu kamar itu, kemudian tersenyum kepada ibunya, kemudia menyapa “Hai Ibu, satu minggu bagaimana bu apakah kia bisa tebebas dari dosa?” kia kembali bertanya pertanyaan yang sama kemarin malam di meja makan, yang membuat ibunya kembali terkejut.  “Eh?”
“bagaimana bu, apakah bisa?” kia kembali bertanya.
“memangnya kenapa kia menanyakan hal itu terus?” ibunya kembali bertanya.
“kia takut dosa bu, kata pak ustad kemarin dimesjid sekolah kalau setiap dosa akan balasannya.” Kia menjelaskan lugu.
Ibunya menatap putrinya kemudian mengatur nafas dan menjawab “mungkin masih tidak bisa kia. Sulit sekali.”  Jawab ibunya pendek.
“Satu hari bu?” kia bertanya penasaran
“memang lebih sebentar, tapi ibu kira masih belum bisa”. Ibunya kembali menjawab sambil  memangkua anaknya ke musola di rumah itu.
Tetapi kia masih pensaran, dalam pangkuan ibunya, kia kembali bertanya “kalau satu jam bu?” kia bertanya kembali penuh rasa penasaran.
Ibunya berpikir sejenak, kemudian menurunkan anaknya di musola, menatap kia kemudian menjawab “kalau satu jam mungkin saja bisa anakku”
Jawaban ibunya itu membuat kia senang, dengan gemasnya kia tersenyum lebar kepada ibunya.
“ada apa nak, kenapa kia tersenyum kepada ibu?” ibunya bertanya bingung.
“kia senang bu, karena kia bisa terbebas dari dosa selama satu jam. Kia akan berbuat baik dari setiap jam ke jam nya, tanpa ada rasa khawatir berlebihan, tanpa ada pikiran yang buruk kepada setiap orang, kia akan selalu membuang jauh-jauh hal yang dapat menybabkan dosa. Sehingga kebaikan itu akan berlanjut selama satu hari, minggu, bulan, tahun atau mungkin selama hidup kia bu” kia berbicara dengan penuh antusias dan semangat kepada ibunya

Kemudian ibunya memeluk kia erat, bangga dengan anaknya karena dia pun belum pernah berpikiran hal seperti itu, tetapi kia anaknya yang lucu dan polos itu meberikan pelajaran shubuh itu kepadanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KELAHIRAN GAVIN

Sudah lama sekali tidak menulis, padahal banyak momen yang menarik yang seharusnya tertulis tetapi berlalu begitu saja. Saking lamanya tidak...