saya akan menceritakan sebuah cerita
tentang masa kecil saya di masjid dekat rumah saya. Nama masjid ini adalah
masjid Al Rosyidin, diberi nama sesuai dengan nama penyumbang terbesar dalam
pembangunan masjid yaitu Haji Rosyidin. Memang terdengar agak rasis, tapi itu
lah kebiasaan tempat tinggal saya, selalu memandang bagus pada orang orang
dengan harta dan kedudukan yang tingggi, sampai nama orang yang punya kedudukan
ini dipakai untuk nama masjid. Tapi saya tidak mau berkomentar lebih, itu hanya
pandangan dan analisa saya belaka. Back to topic, cerita ini bukan cerita
mengenai orang orang yang punya kedudukan tinggi di daerah saya,. Cerita ini
adalah cerita tentang masa kecil saya sebagai seorang murid didik pengajian di
masjid Al Rosyidin. Saya menulis ini ketika mendapatkan ide saat melaksanakan
sholat taraweh di Masjid hari ini. Ok mari mulai……..
Dulu ketika saya kecil, tepatnya berumur 4
tahun saya adalah anak anak yang imut nan ganteng yang suka sekali bermain
dengan teman sebaya. Hampir setiap hari bermain, tiada hari tanpa main. Kadanga
main di luar, kadang main di rumah, kadang main di masjid. Masjid adalah area
bermain yang menyenangkan, masjid menyediakan tempat yang luas dengan alas
karpet lembut di bawahnya, selain itu masjid sangat sepi ketika jam jam biasa
kecuali kalau waktu sholat pasti penuh. Hal itu yang menyebabkan masjid adalah
tempat bermain ideal bagi anak anak.
Saya ingat sekali dulu permainan yang sering
saya lakukan di masjid adalah “kikiperan”
permainan ini berasal dari kata kipper yaitu penjaga gawang. Permainan nya
sederhana, caranya yaitu yang pertama kita harus buat apa yang akan dilempar ke
gawang lawan, bisanya saya buat dari
peci teman saya yang enak untuk dilempar, kedua kita harus punya lawan main, pilihlah
teman yang bisa diajak tertawa bersama. Ketiga kita harus punya gawang masing
masing, biasanya gawanya adalah tembok yang kita tandai tihang gawangnya.
Keempat, mari mainkan, caranya tinggal melempar peci tadi ke arah lawan kita,
usahakan sampai masuk ke gawangnya biar kita menang, dan usahakan tangkap
lemparan lawan supaya tidak kebobolan, kalau kebobolan kamu kalah. Asik sekali
jika diingat ingat, yang paling asik adalah setelah permainan ini berakhir.
Biasanya yang kalah akan menggendong pemenang permainan. Nah itu salah satu
permainan yang menyenangkan saat di masjid.
Selain permainan itu, masih banyak lagi
permainan lainnya seperti petak umpet, yaa tentu saja masjid adalah tempat
sempurna untuk sembunyi, saat orang lain menjadi ucing tips buat kamu, kalau
kamu engga mau ketahuan maka ngumpetlah di masjid. Itu selalu berhasil, saya
buktinya, belum pernah ketemu kalau ngumpet di masjid, tapi kalau di marahain
penjaga masjid sering hehe
Permainan selanjutnya adalah permainan ucing
udag, permainan ini kita hanya harus menghindar dari sentuhan beracun ucing
yang mengejar kita, jika kau kena sentuhan nya maka kau adalah ucing
selanjutnya dan harus mengejar orang lain lagi, untuk menularkan lagi sentuhan
beracun mu. Begitu seterusnya sampai caper semuanya.
Lanjut ke permainan ucing beling, permainan
ini adalah permainan menemukan sebuag benda yang disembunyikan, kalau misalkan
ketemu maka kamu menang kalau kamu nyerah atau melebihi waktu kamu akan kalan
dan bersiaplah untuk dihukum hehe dan masih banyak lagi permainan sepert ucing
baledog, perepet jengkol, ampar pisang, kembali cangkir, kakaretan, titinggian
dan lain lain
Intinya asik sekali bermain di masjid itu,
bersenang senang tanpa beban yang penting kita tertawa haha. Tapi itu dulu,
saat saya masih kecil, sekarang umur saya sudah 20 tahun itu berarti sudah 16
tahun yang lalu. Tapi saat ini saya masih menikmatinya sebagai sebuah bagian
dari masa kecil saya yang bahagia. Kenangan ini akan membuat saya senang jika
mengingatnya. Saya berjanji jika saya sedih, saya akan mengingat hal hal ini.
Terimakasih kenangan masjid Al Rosyidin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar