Senin, 11 Desember 2017

Waktu Untuk Membuktikan

Sabtu malam yang berkualitas, bersama kawan dan secangkir kopi, penghangat tubuh di dinginnya malam Kota Bandung. Cuaca memang sedang kurang bersahabat tapi Sabtu malam kali ini adalah salah satu Sabtu malam terbaik ditahun ini. Entah kenapa bahagia menyertai diriku disepanjang malam, dan begitupula mungkin dengan kawan-kawanku. Tawa dan cerita menyertai malam ini, Suara kendaraan dan lalu lintas seakan tidak terdengar lagi, kalah oleh suara tawa kami, apalagi suara pengamen yang terkadang mampir ditengah-tengah cerita. ibarati radio yang di kecilkan volume suaranya sampai nol. Obrolan kami meriah sampai terkadang beberapa orang lain disekitar sinis memandang mungkin tidak suka atau mungkin terganggu dengan tawa kami yang memang tidak tau tempat. Tapi kami tetap cuek saja, masa bodo hehe.

Momen berkumpul bersama kawan merupakan hal yang langka dimasa kini. kesibukan dan jadwal yang berbeda membatasi keinginanvuntuk sekedar ngopi bareng ataupun bertemu dan mengeluarkan uneg-uneg. (yang paling menarik tentang perempuan hehe). Oh iya, kami sebenarnya ada 12 orang, berkawan sejak masuk kuliah sampai sekarang. Dahulu ketika kuliah mudah sekali untuk bertemu karena jadwal dan kegiatan di kampus yang itu itu saja, jadinya kapanpun kalau ingin ketemu tinggal datang ke kosannya (terkadang bosan juga sih karena keseringan hehe). Well, itu dahulu, kalau sekarang susah nya minta ampun. Namanya kerja di tempat yang berbeda pasti sulit untuk menyesuaikan jadwal.

Menurutku Kawan adalah tempat cerita yang baik, mereka bukan sekedar pendengar yang baik namun mereka adalah pemberi solusi yang tepat. Mereka yang kita sebut kawan adalam mereka yang menurut kita nyaman untuk diajak berbincang segala macam hal, termasuk mungkin yang sifatnya privasi atau dengan kata lain dapat dipercaya menjaga kepercayaan, bahkan lebih dari itu mereka mengerti tentang keadaan kita dan mampu memberikan solusi terbaik atas apa yang sedang kita hadapi saat itu. Mungkin sedikit ada candaan atau sesuatu yang membuat kita menjadi malu karena lisan ataupun tingkah mereka, namun itu hal lucu dan membuat cerita jadi lebih berkesan. 

Bukan hanya soal nyambung saat di ajak bercakap, kawan juga adalah mereka yang enak untuk diajak melakukan kegiatan bersama. Karena kita tahu akan ada sesuatu hal yang menarik yang akan terjadi jika dilakukan bersama, dan hal itu akan menimbulkan kesan yang menyenangkan. Kebanyakan kegiatan yang kita sukai memang sama. misalnya touring, menjelajah, berendam, ngopi, dan pastinya ngobrol.

Singkat cerita malam berjalan diiringi dengan tawa, sesekali cengengesan karena beberapa orang mulai terganggu dengan kerasnya tawa kita. Obrolan ngaler ngidul entah kenapa semakin asyik untuk diperbincangkan dari obrolan mengenai politik, agama, pekerjaan, ilmu sihir, jin-setan, batu akik dan tentunya perempuan (obrolan paling asyik) semakin malam semakin menyenangkan. Tiba lah di obrolan mengenai karir yang membuatku sampai sekarang berpikir tentang ketertinggalanku. “berapa jauh aku tertinggal” gumamku dalam hati.

Beberapa orang nampaknya sudah satu atau dua langkah didepanku. Dimana karirnya mulai merepresentasikan tentang masa depan yang baik. Terlihat dari saat ia bercerita yang memperlihatkan pandangannya yang mantap dalam karirnya masing-masing. Ada satu keyakinan yang aku kagumi dari mereka mengenai masa depannya yang akan baik-baik saja di dalam pekerjaan yang sedang mereka geluti saat ini. Beberapa orang terlihat sangat yakin dan teguh pada rencana hidupnya karena pekerjaan mereka memang menjanjikan.

Aku sendiri sebenarnya bangga dengan apa yang telah dijalani kawan-kawanku, namun itu membuatku menjadi gerah. Entah kenapa ada rasa membandingkan antara aku  dan kawanku dalam artian yang positif. Aku melihat mereka sugguh-sungguh dan serius dalam karirnya. Dalam pekerjaan yang tentunya membentuk diri mereka menjadi lebih baik dan yakin akan jalan yang telah mereka pilih. Sementara aku masih berkutat dengan “mimpi”. Aku masih nol. Aku masih berjalan selama yang lain berlari. Aku masih santai disaat orang lain sudah super serius. Aku masih belum melangkah disaat orang lain sudah 2 atau 3 langkah didepan. Aku masih merencanakan apa yang akan aku lakukan disaat orang lain sudah melakukan banyak hal. Aku benar-benar tertinggal.

Pulangnya aku langsung mencari kaca dikamar, lalu aku mengatakan pada diriku dikaca bahwa aku telah tertinggal dengan mereka, kemudian entah siapa yang membisikan : Aku harus menyusul, dengan caraku! Ok, itu yang harus kulakukan Menyusul

Aku bersyukur di pertemuan bersama kawan, bukan saja kesenangan yang didapat, tapi lebih dari itu, aku sadar bahwa aku harus mengejar kawan-kawanku melalui jalanku sendiri, aku tersadar posisiku sangat jauh tertinggal dibelakang kawan-kawanku, aku tersadar hidup yang aku perjuangkan saat ini tak ada apa-apanya dibandingkan perjuangan mereka. Aku jadi marah, aku sekarang memiliki tekad untuk menyusul bahkan melampaui mereka dengan caraku sendiri, aku tak akan membiarkan “malas” menguasaiku, aku tak akan membuang hal yang paling berharga lagi yaitu waktu. Aku harus melangkah meskpiun sulit, aku harus melangkah, aku harus menyusul ketertinggalanku. Waktunya untuk membuktikan!

Akhirnya, kuucapak terimakasih banyak kawan, kalian memang motivator yang menyamar sebagai kawan. Aku bersyukur mengenal kalian, terimakasih


Note : Selamat jalan buat kawanku Yohanes Jilly Rakita Dewa a.k.a Jili telah lolos dari tes CPNS dan sekarang akan menjadi orang Pontianak, selamat dan sukses selalu Bro!

KELAHIRAN GAVIN

Sudah lama sekali tidak menulis, padahal banyak momen yang menarik yang seharusnya tertulis tetapi berlalu begitu saja. Saking lamanya tidak...