Malam telah datang membawa kegelapan diduniaku. Tapi tak usah khawatir, malam tidak selalu gelap, terkadang ia terang, meski tidak seterang siang. Ia terang karena semua orang berbondong bondong menyalakan lampu di rumahnya masing-masing. Sunggu memang kita tidak usah khawatir dengan dunia ini, karena kita diberi akal dan selalu biasa mengatasi rintangan apapun. Setiap kejadian pasti selalu ada makna dibaliknya. Kau tahu? Seperti malam ini, datang dengan gelap, tetapi manusia memang punya akal, akal yang digunakan untuk membuat lampu, listrik dan segala alat yang bisa di buat untuk terangi malam ini.
Jumat, 20 April 2018
Satu Minggu Yang Aneh
Rabu, 24 Januari 2018
Pembeda Tenaga Asing dan Lokal
Saat ini dinegeri kita banyak
terdapat perusahaan yang besar. Besar dalam artian punya lahan yang sangat
luas, punya bangunan yang megah, punya karyawan yang banyak, punya mesin
canggih, punya peralatan yang lengkap dan lain-lain. Terkadang saya merasa
takjub dengan perusahaan semacam ini, berapa banyak rupiah yang mereka
hasilkan? Sebelumnya mari kita rubah kata “Perusahaan” menjadi kata yang umum
kita gunakan, kita rubah saja dengan kata “Pabrik”.
Ok Pabrik, Jika kita berbicara
mengenai luas lahannya terkadang tak dapat diperkirakan, berapa luas lahan yang
digunakan sebuah pabrik rata-rata, saking luasnya kita barangkali tidak bisa
melihat ujung depan sampai ujung belakangnya atau ujung sisi ke sisi lainnya.
Sungguh tidak ada apa-apanya dibandingkan rumah saya. Hehe. Bayangkan lahan
seluas itu, dengan bangunan-bangunan besar dan megah yang ada didalamnya,
kira-kira apakah isinya? Jika kita berbicara mengenai isi di dalam pabrik,
pastilah ada banyak hal aneh yang tidak umum atau kita tidak sering melihatnya.
Sebut saja fasilitas, teknologi, mesin, peralatan dan lain sebagainya.
Perusahaan ini biasanya berdiri
ditengah-tengah pemukiman penduduk atau dipinggir-pinggir jalan utama, sehingaa
tidak sulit untuk menemukannya. Kita bisa melihat kemegahan
bangunan-bangunannya atau sesekali kita mungkin bisa melihat puluhan, ratusan,
ribuan karyawannya keluar dari pabrik tersebut. Alangkah baiknya pabrik-pabrik
ini mempekerjakan tenaga-tenaga lokal.
Tetapi jangan bangga dahulu,
karena kebanyakan pabrik yang besar bukan milik (Negara) kita. Perusahaan besar
biasanya menjadi kepemilikan orang-orang asing dari luar Negara, misalnya
Jepang, Amerika, Cina, Thailand dan lain sebagainya. Mereka bukan orang
Indonesia tapi memiliki usaha disini (Negara kita) dan biasanya perusahaan
tersebut besar dan memiliki lowongan-lowongan pekerjaan yang akan diisi oleh
orang-orang lokal.
Sebutlah pabrik tempat saya
bekerja saat ini, pabrik ini adalah milik orang asing, tepatnya dimiliki oleh
orang berkebangsaan Taiwan. Pabrik ini terbilang cukup besar diantara
pabrik-pabrik lain disekitarnya, bangunannya cukup megah dengan beberapa gedung
berdiri kokoh. Didalamnya terdapat mesin-mesin dari yang sederhana sampai yang
besar dan rumit, belum lagi peralatan yang digunakan di pabrik ini terbilang
cukup lengkap. Karyawannya ribuan, jika jam istirahat atau pulang tiba maka
jalanan depan pabrik akan macet parah, saking banyaknya karyawan yang keluar
pabrik.
Saya disini bekerja sebagai Staff HSE (Health Safety and Environment), tugas saya disini adalah menjalankan sistem manajmen K3 dan kebanyakan tugas saya adalah dilapangan, terkadang saya harus berjalan di lingkungan pabrik yang luasnya hampir 80 M2 . selama setahun ini saya sampai habis 3 sepatu, lapisan solnya menipis karena memang sering dipakai jalan kesana-kemari di pabrik.
Karyawan disini kebanyakan adalah
karyawan wanita, hampir 90% nya adalah wanita, jadi laki-laki adalah sepsies
yang langka disini, karyawan disini dibagi menjadi 2, yaitu operator dan staff.
Operator adalah orang paling sibuk di pabrik, selama 7 jam bekerja dalam
sehari, mereka full bekerja. Berbeda dengan Staff yang tingkatannya memang
lebih tinggi dari operator, namun pekerjaannya tidak sesibuk operator, bahkan
terkadang dalah sehari tidak ada kerjaan. Disini juga ada TKA (tenaga kerja
asing) yang biasanya memiliki perawakan khas orang cina. Mereka ditempatkan di
posisi paling atas di pabrik, seperti menjadi kepala bagian, menjadi Koordinator, menjadi manager
atau pun yang lebih tinggi dari itu.
TKA ini sebenarnya tidak jelas
datangnya, mereka tiba-tiba masuk kedalam perusahaan kemudian ditempatkan
menjadi atasan-atasan bagi tenaga kerja lokal disini. Menurut saya beberapa
memang mempunyai keahlian untuk memimpin tapi kebanyakan tidak. Banyak TKA di
pabrik ini yang sepertinya hanya numpang muka saja, karena perawakan dan
wajahnya yang khas orang cina maka mereka masuk dan menjadi atasan-atasan orang
lokal. Sebenarnya orang lokal itu mungkin memiliki kemampuan dan skill yang
lebih bagus dibandingkan mereka, hanya karena mereka orang lokal maka tidak
jadi atasan karena memang sistem disini yang sudah berjalan seperti itu.
Kesampingkan dulu perihal atasan
tadi, hal tersebut mungkin normal mengingat pabrik itu memang milik orang asing. Tapi ada sesuatu yang
sangat kontras sebenarnya yang menjadi pembeda antara tenaga kerja lokal dan
tenaga kerja asing disini. Pembeda ini yang membuat saya terkadang jengkel
dengan ulah orang-orang TKA.
Pertama yang tadi, TKA selalu menjadi atasan meskipun tidak memiliki
kemampuan untuk memimpin. Terkadang sayapun aneh dengan berbagai ulah mereka,
seringkali saya sebagai Staff HSE menemukan beberapa TKA ini merokok diarea
pabrik saat jam kerja, padahal jelas-jelas disanan terpampang aturan bahwa
tidak boleh merokok diarea Pabrik. Kalau Tenaga Kerja Lokal mungkin sudah saya
tegur, tertapi karena yang merokok TKA saya tidak punya wewnang untuk menegur,
terjadilah pembiaran terhadap sesuatu yang salah.
Kedua gaji, sudah pasti gaji TKA pasti lebih besar dari Tenaga
kerja lokal, mereka bekerja mungkin tidak seberat tenaga lokal, tapi kenapa
gaji nya bisa lebih tinggi. Dipabrik rata-rata orang gajinya pas dengan UMR ada
sih beberapa yang diatas UMR, itupun karena jabatan dan pengamalamannya yang
sudah lama di pabrik ini, tetapi rata-rata gaji Tenaga lokal adalah pas dengan
UMR, sedangkan TKI sudah pasti jauh diatas.
Ketiga Fasilitas, pabrik ini selalu menjadi dilema. Ketika melihat
orang-orang asing hilir mudik memperlihatkan fasilitas yang lengkap didepan
kami para tenaga lokal yang dikasih fasilitas sedikitpun bersyukurnya minta
ampun. Sebutlah Mess yang menjadi rumah untuk tenaga asing ini. Fasilitas
didalamnya cukup lengkap, ada kasur, lemari, WIFI, TV, lemari ES, beberapa ada
yang disediakan PC, kamar mandi masing-masing dan fasilitas kebersihan juga
cuci pakaia. Cukup lengkap bukan, kadang-kadang hal tersebut membuat anak
kostan seperti saya agak iri (sedikit hehe). Selain Mess ada hal lain yang
lebih sensitive yang membedakan fasilitas TKA dengan tenaga lokal yaitu,
makanan. Didekat Mess tersedia kantin dengan cheff yang berpengalaman yang
menyediakan makanan untuk mereka, menurut saya makanan yang disajikanpun tidak
main-main, semua dari bahan-bahan makanan yang berkualitas. Sebenarnya kami
selaku tenaga kerja lokalpun diberikan makan secara gratis, namun jika
dibandingkan kelengkapan menu antara tenaga lokal dan TKA pasti akan jauh berbeda. Kami makan dengan menu seadanya
sesuai dengan menu yang telah dijadwalkan, tapi yang membuat saya pribadi
terhenyak adalah ketika beberapa orang dari kami mengeluhkan makanan yang
disajikan, terkadang kita saling sindir untuk mendapatkan jatah yang lebih
banyak. Bukan tanpa alasan, mengapa kami sering meminta jatah yang lebih ketika
makan, itu karena menu makanan yang dibuat untuk kami memang sangat sedikit,
contohnya daging sapi, daging sapi selalu jadi makanan favorit tapi ketika
disajikan dengan ukuran yang super kecil
pasti siapapun ingin minta tambah lagi. Kadang terpikir oleh saya, ketika kami disini meminta satu jatah makan lebih,
sedang makan apakah para TKA disana? Mungkin mereka sedang makan daging steak
ala hotel, beserta pelengkapnya seperti sausnya, kentang goreng kemudain
diakhiri dengan makanan penutup seperti pudding atau hanya sekedar buah-buahan.
Enak sekali, tapi saya pribadi merasa bersyukur, seginipun sudah disediakan,
makanan apapun yang diberikan harus tetap dimakan.
Keempat banyak lagu…. DST
Pokokny banyak sekali perbedaan
antara tenaga asing dan tenaga lokal, mereka adalah orang asing, tapi hidup
enak dilingkungan kita. Sementara kita? Hidup dilingkungan kita tapi
dikendalikan orang asing, dilema bukan? Mungkin bukan disini saja kasusnya,
tapi mungkin ditempatmu juga.
Sudah seharunya kita sebagai
generasi muda berpikir, saat ini sudah banyak sekali perusahaan asing yang
“menguasai” kita, apakah dengan keadaan seperti ini kita akan diam saja? Tidak,
jelas tidak, minimal kita tahu apa yang harus kita kerjakan dimasa depan,dan
lebih bagus lagi kita punya mimpi untuk membangun negeri ini dengan tangan kita
sendiri, dengan keringat kita sendiri, dengan darah kita sendiri. Kita adalah
bangsa yang kuat, Anak muda mari bersama-sama ciptakan Indonesia yang lebih
kuat lagi dari sekarang.
Langganan:
Postingan (Atom)
KELAHIRAN GAVIN
Sudah lama sekali tidak menulis, padahal banyak momen yang menarik yang seharusnya tertulis tetapi berlalu begitu saja. Saking lamanya tidak...
-
saya akan menceritakan sebuah cerita tentang masa kecil saya di masjid dekat rumah saya. Nama masjid ini adalah masjid Al Rosyidin, diberi ...
-
Murka Sekali saya mengutuk Dosen Itu, yaa ini cerita mengenai dosen di kampusku yang idealisme nya ketinggian, sehingga tidak ada yang dapa...