Sabtu malam yang
berkualitas, bersama kawan dan secangkir kopi, penghangat tubuh di dinginnya
malam Kota Bandung. Cuaca memang sedang kurang bersahabat tapi Sabtu malam kali
ini adalah salah satu Sabtu malam terbaik ditahun ini. Entah kenapa bahagia
menyertai diriku disepanjang malam, dan begitupula mungkin dengan
kawan-kawanku. Tawa dan cerita menyertai malam ini, Suara kendaraan dan lalu
lintas seakan tidak terdengar lagi, kalah oleh suara tawa kami, apalagi suara
pengamen yang terkadang mampir ditengah-tengah cerita. ibarati radio yang di
kecilkan volume suaranya sampai nol. Obrolan kami meriah sampai terkadang beberapa orang
lain disekitar sinis memandang mungkin tidak suka atau mungkin terganggu dengan tawa kami yang memang
tidak tau tempat. Tapi kami tetap cuek saja, masa bodo hehe.
Momen berkumpul bersama
kawan merupakan hal yang langka dimasa kini. kesibukan dan jadwal yang berbeda
membatasi keinginanvuntuk sekedar ngopi bareng ataupun bertemu dan
mengeluarkan uneg-uneg. (yang paling menarik tentang perempuan
hehe). Oh iya, kami sebenarnya ada 12 orang, berkawan sejak masuk kuliah sampai
sekarang. Dahulu ketika kuliah mudah sekali untuk bertemu karena jadwal dan
kegiatan di kampus yang itu itu saja, jadinya kapanpun kalau ingin ketemu
tinggal datang ke kosannya (terkadang bosan juga sih karena keseringan hehe).
Well, itu dahulu, kalau sekarang susah nya minta ampun. Namanya kerja di tempat
yang berbeda pasti sulit untuk menyesuaikan jadwal.
Menurutku Kawan adalah
tempat cerita yang baik, mereka bukan sekedar pendengar yang baik namun mereka
adalah pemberi solusi yang tepat. Mereka yang kita sebut kawan adalam mereka yang
menurut kita nyaman untuk diajak berbincang segala macam hal, termasuk mungkin
yang sifatnya privasi atau dengan kata lain dapat dipercaya menjaga
kepercayaan, bahkan lebih dari itu mereka mengerti tentang keadaan kita dan
mampu memberikan solusi terbaik atas apa yang sedang kita hadapi saat itu.
Mungkin sedikit ada candaan atau sesuatu yang membuat kita menjadi malu karena
lisan ataupun tingkah mereka, namun itu hal lucu dan membuat cerita jadi lebih berkesan.
Bukan hanya soal nyambung saat di ajak bercakap, kawan juga adalah mereka yang
enak untuk diajak melakukan kegiatan bersama. Karena kita tahu akan ada sesuatu hal yang menarik yang akan terjadi jika dilakukan bersama, dan hal itu akan menimbulkan kesan yang menyenangkan. Kebanyakan kegiatan yang kita sukai memang sama. misalnya touring, menjelajah, berendam, ngopi, dan pastinya ngobrol.
Singkat cerita malam berjalan
diiringi dengan tawa, sesekali cengengesan karena beberapa orang mulai
terganggu dengan kerasnya tawa kita. Obrolan ngaler ngidul entah kenapa semakin
asyik untuk diperbincangkan dari obrolan mengenai politik, agama, pekerjaan,
ilmu sihir, jin-setan, batu akik dan tentunya perempuan (obrolan paling asyik)
semakin malam semakin menyenangkan. Tiba lah di obrolan mengenai karir yang
membuatku sampai sekarang berpikir tentang ketertinggalanku. “berapa jauh aku
tertinggal” gumamku dalam hati.
Beberapa orang nampaknya
sudah satu atau dua langkah didepanku. Dimana karirnya mulai merepresentasikan
tentang masa depan yang baik. Terlihat dari saat ia bercerita yang
memperlihatkan pandangannya yang mantap dalam karirnya masing-masing. Ada satu
keyakinan yang aku kagumi dari mereka mengenai masa depannya yang akan
baik-baik saja di dalam pekerjaan yang sedang mereka geluti saat ini. Beberapa
orang terlihat sangat yakin dan teguh pada rencana hidupnya karena pekerjaan
mereka memang menjanjikan.
Aku sendiri sebenarnya bangga
dengan apa yang telah dijalani kawan-kawanku, namun itu membuatku menjadi
gerah. Entah kenapa ada rasa membandingkan antara aku dan kawanku dalam artian yang positif. Aku melihat
mereka sugguh-sungguh dan serius dalam karirnya. Dalam pekerjaan yang tentunya
membentuk diri mereka menjadi lebih baik dan yakin akan jalan yang telah mereka
pilih. Sementara aku masih berkutat dengan “mimpi”. Aku masih nol. Aku masih berjalan selama yang lain berlari. Aku masih santai disaat orang lain
sudah super serius. Aku masih belum melangkah disaat orang lain sudah 2 atau 3
langkah didepan. Aku masih merencanakan apa yang akan aku lakukan disaat orang
lain sudah melakukan banyak hal. Aku benar-benar tertinggal.
Pulangnya aku langsung mencari kaca dikamar, lalu aku mengatakan pada diriku dikaca bahwa aku telah tertinggal dengan mereka, kemudian entah siapa yang membisikan : Aku harus menyusul, dengan caraku! Ok, itu yang harus kulakukan Menyusul
Aku bersyukur di pertemuan
bersama kawan, bukan saja kesenangan yang didapat, tapi lebih dari itu, aku
sadar bahwa aku harus mengejar kawan-kawanku melalui jalanku sendiri, aku
tersadar posisiku sangat jauh tertinggal dibelakang kawan-kawanku, aku tersadar
hidup yang aku perjuangkan saat ini tak ada apa-apanya dibandingkan perjuangan
mereka. Aku jadi marah, aku sekarang memiliki tekad untuk menyusul bahkan
melampaui mereka dengan caraku sendiri, aku tak akan membiarkan “malas”
menguasaiku, aku tak akan membuang hal yang paling berharga lagi yaitu waktu. Aku
harus melangkah meskpiun sulit, aku harus melangkah, aku harus menyusul
ketertinggalanku. Waktunya untuk
membuktikan!
Akhirnya, kuucapak
terimakasih banyak kawan, kalian memang motivator yang menyamar sebagai kawan.
Aku bersyukur mengenal kalian, terimakasih
Note : Selamat jalan buat kawanku
Yohanes Jilly Rakita Dewa a.k.a Jili telah lolos dari tes CPNS dan sekarang
akan menjadi orang Pontianak, selamat dan sukses selalu Bro!