Rabu, 29 November 2017

Jangan Menyesal Saat Tua


Sejak hari sabtu kemarin aku dibuat greget dengan keinginanku untuk menjelajahi wilayah Sukabumi dan sekitarnya. Kau tahu? Sukabumi adalah salah satu daerah yang cukup besar di daerah Jawa Barat. Alamnya cukup lengkap dari mulai alam pegunungan yang menghijau serta garis pantainya yang cukup panjang dilengkapi dengan pesona lautnya yang cukup menarik untuk dijelajahi. Tak lupa keadaan masyarakatnya dibeberapa wilayah yang mempunyai kebudayaan-kebudayaan yang unik yang sayang untuk disaksikan

Disabtu kemarin, rasanya greget sekali menunggu datangnya hari minggu esok, karena dihari itu aku berencana memuaskan keinginanku sejak lama yaitu, menyusuri pantai Pelabuhan Ratu, dari mulai pantai citepus di ujung sebelah kiri menyusuri pantai kearah kanan samapi sejauhnya yang aku bisa. (aku menyebutnya kanan dan kiri, karena buta mata angin hehe) tapi yang penting bisa menyusuri  pantai itu atau setidaknya berpetualangan dan melakukan apa yang aku inginkan. Keinginan ini sudah lama aku rencanakan tapi baru saja terlaksana minggu kemarin. Ada beberapa halangan yang membuatku menahan gairah petualanganku, mungkin sebagian akan ditulis di paragraf berikutnya. Yaps, intinya Aku akan mengadakan perjalanan sendiri.

Ngomong-ngomong mengenai perjalanan, pernahkah kau melakukan perjalanan? Entah itu jauh ataupun dekat sendirian? Contohnya perjalanan dengan berjalan dari rumahmu ke rumah pacar mu yang berbeda daerah dengan rumahmu atau melakukan perjalanan dengan kendaraan entah itu mobil atau motor sendirian ketempat yang kamu ingin kunjungi? Jika pernah, apakah kau pernah berpikir mengenai beberapa hal yang belum pernah terpikirkan sebelumnya olehmu? Mungkin sebuah ide, gagasan, motivasi atau sebuah instrospeksi diri terhadap sendiri? Aku sering melakukannya, pergi ke tempat jauh dan tiba-tiba mendapatkan sebuah renungan untuk diri sendiri, entah itu sebuah ide baru, introspeksi diri dan lain-lain

Cobalah dan lakukan hal itu, kawan. Aku sendiri sering melakukan perjalanan yang cukup jauh. Misalnya mudik alias pulang kampung setiap sebulan sekali dari sukabumi ke bandung pinggiran hehe. Jaraknya cukup jauh, pernah aku hitung dalam speedometer motorku jaraknya kurang lebih 120 KM dari beranda kostanku sampai masuk kerumahku. Cukup jauh bukan? Dalam perjalanan yang cukup jauh tersebut kita tidak hanya focus terhadap jalan dan seluruh aktivitasnya, terkadang sering terbersit sebuah pemikiran-pemnikiran yang lebih urgent mengenai semua hal tentang diri sendiri. Bisa saja mengenai hal yang sifatnya introspeksi, menyalahkan diri, keegoisan atau rasa dan sensasi  tertentu pernah kita alami, entah itu berbetuk sebuah kenangan, ide, motivasi, evaluasi, pemikiran baru atau lainnya, yang pada akhirnya hal-hal tersebut memberikan energy baru untuk membenahi kehidupan selanjutnya menjadi lebih baik lagi. Intinya dalam perjanan jauh yang dilakukan sendirian terkadang membuat kita mempunya pandangan/pemikiran dari sudut pandang/pemikiran yang berbeda dan memperkaya nilai pribadi kita dan terkadang pula memotivasi serta mengintrospeksi diri mengenai hal-hal yang kita telah jalani selama ini.

Begitu juga dengan petualanganku menyusuri pantai pelabuhan ratu. Tujuan utamanya adalah ingin mencari satu pemikiran yang berbeda dengan pemikiran ku saat ini. Dengan perjalanan yang cukup panjang aku rasa aku akan menemukan sesuatu yang dapat memberikan ku satu pandangan baru terhadap sesutau hal. Jalan yang berpasir, ditemani deburan ombak yang menabrak karang serta sesekali menyentuh kakimu dengan lembut adalah sesuatu hal yang menarik terlebih jika kita melakukan kegiatan yang lama di tempat tersebut. Darahku bergelora, tak sabar ingin segera melakukan perjalanan yang selama ini aku inginkan.

Terkadang satu keinginan bisa begitu berat untuk dilaksanakan, meskipun spele, misalnya seperti keinginanku yaitu menyusuri pantai pelabuhan ratu. Jika dipikir-pikir keinginan itu memang simple, aku tinggal menggendarai motorku menuju Pelabuhan Ratu yang berjarak 1 jam perjalanan dari kamar kostku kemudian aku parkir motor dan berjalan menyusuri pantai dan masalah selsesai, satu keinginanku sudah terlaksana. Namun, yang simpel menurut pemikiran/logika akan lebih sulit jika dikaitkan dengan perasaan. Seperti keinginaku yang satu ini, sudah sejak lama aku ingin mewujudkannya tapi baru terlaksana kemarin. Kenapa? Karena aku mengaitkannya dengan perasaan. Perasaan takut jika terjadi apa-apa, perasaan takut jika tersasar dijalan, perasaan takut tak punya uang, perasaan takut akan bertemu binatang buas dan perasaan takut jika terjadi hal yang buruk pada diriku menjadikan keinginan itu perlahan menjadi satu hal yang sulit dilakukan, padahal hal itu belum tentu terjadi dan benar saja tidak terjadi sama sekali di minggu kemarin. Atau yang sering menjengkelkan adalah rasa takut sendirian, rasanya ingin sekali ditemani dalam setiap keinginaku, padahal keingnanku ini mungkin bukan sesuatu hal yang menarik untuk orang lain. Perasaan ingin ditemani ini yang sering melandaku, padahal sampai kapan kita akan melakukan keinginan kita jika kita harus menunggu teman yang bisa menemani setiap keinginan kita? Tidak kawan, lakukan keinginan mu dan jangan menunggu orang lain dalam petualanganmu.



Jangan menyesal saat tua kelak. Jangan bilang “aku menyesal karena tidak melakukan apa yang aku inginkan dahulu”. Umur tak akan menunggu selama dalam jalur yang positive kenapa harus takut, lakukan apa yang kau inginkan saat ini. Bebaskan seluruh dirimu, jangan takut dan pergilah sekarang berpetualang. Teringat kutipan dalam film into the wild yang menceritakan tentang Christopher Jhonson McCandless “Kebebasan dan Keindahan Alam sayang untuk dilewatkan”

KELAHIRAN GAVIN

Sudah lama sekali tidak menulis, padahal banyak momen yang menarik yang seharusnya tertulis tetapi berlalu begitu saja. Saking lamanya tidak...